Malam Pertama macet??
Unknown | 11:53 PM
“Malam pertama kan kuserahkan pada cintaku yang hanyalah untukmu dan kuingin kau menghargai semua dan kepatuhanmu bukan kepuasaan semata.”
Dari lirik lagu malam pertama yang dinyanyikan oleh Rosa di atas cukup menggambarkan betapa malam pertama menjadi moment yang ditunggu-tunggu bagi setiap pasangan yang baru menikah. Lantas bagaimana menciptakan moment indah tersebut tanpa ada masalah-masalah lain yang mengganggu. Simak ulasannya dibawah ini.
Persiapan Fisik dan Mental
Saat malam pertama tiba, orang selalu mengaitkannya dengan hubungan seks untuk pertama kalinya, yaitu saat dimana wanita akan melepas keperawanan untuk suaminya. Saat seperti itu orang kemudian membayangkan seks yang luar biasa. Pada kenyataannya hampir semua pasangan suami istri mengalami masalah di malam pertamanya. Apa yang terjadi?
Menurut psikolog Woro Kurnianingrum M.Psi, malam pertama adalah malam dimana pasangan suami-istri pertama kali melakukan hubungan seksual dalam ikatan nikah.
Untuk mempersiapkan malam pertama yang baik bagi pasangan pengantin, psikolog ini menyarankan pasangan untuk saling mempersiapkan fisik dan mental. Persiapan fisik ddengan menjaga stamina agar tetap fit atau bugar, mengingat padatnya rangkaian acara pernikahan. Selain itu, perlu juga memperhatikan kebersihan tubuh dan kecantikan diri bagi sang istri, disamping lokasi maupun tempat yang kondusif.
Persiapan mental tak kalah penting. Masing-masing paling tidak harus membekali dirinya dengan pengetahuan seks. “Hal ini agar masing-masing pihak telah memiliki setidaknya gambaran tentang malam pertama, khususnya tentang hubungan seksual,” imbuhnya.
Kok Macet?
Angan-angan boleh saja setinggi langit. Namun kenyataan bisa saja berbeda. Bayangan kemesraan malam pertama menjadi moment yang memalukan atau bahkan “menyakitkan” karena hadirnya satu dua masalah.
Dari kaca mata psikolog Woro, tidak suksesnya malam pertama seringnya dipicu karena masalah fisik, yakni masing-masing pihak (baik suami maupun istri) merasa kelelahan setelah menjalani berbagai rangkaian acara pernikahan. Selain itu, ketidaksiapan mental baik suami maupun istri dapat mengakibatkan rasa canggung, malu, grogi, ataupun rasa takut yang berlebih yang justru dapat menimbulkan ketidaknyamanan semasa malam pertama.
Pada umumnya pasangan pengantin baru menghadapi masalah penyesuaian diri, terutama di tempat tidur. Hal ini terjadi karena masing-masing pihak sebelumnya telah memiliki pola rutinitas, kebiasaan menjelang maupun pada saat tidur, serta telah memiliki posisi tidur dengan tempat tidurnya sendiri. Sedangkan setelah menikah, pasangan suami-istri tidaklah sendiri lagi melainkan perlu membagi ruang, posisi, dan pribadi (privacy).
Macetnya malam pertama juga dipicu berbagai anggapan yang salah terkait dengan hubungan seksual. Peran budaya sedikit banyak mempengaruhi hal tersebut.
Berikut beberapa masalah yang jamak dikeluhkan para pasangan suami istri, selain menjadi topik perbicangan para calon pasangan yang mau menikah. Psikolog Woro merangkumnya untuk Anda, termasuk memberikan tipsnya bagi Anda.
Malam Pertama Tanpa Darah
Telah menjadi sebuah mitos yang dipercayai hampir semua orang bahwa seorang gadis yang masih perawan akan mengeluarkan darah perawan ketika pertama kali melakukan hubungan seks pada malam pertama. Benarkah hal tersebut?
Darah perawan, adalah hal yang ditunggu-tunggu banyak pria di malam pertama mereka. Bila istri tidak mengeluarkan darah dianggap tidak perawan lagi. Mitos ini sangat menyesatkan. Keperawanan tidak ada hubungannya dengan darah yang keluar. Mitos ini membuat banyak wanita menjadi khawatir di malam pertamanya, mereka takut tidak mengeluarkan darah dan takut dianggap tidak perawan lagi.
Mitos ini sedikit banyak mempengaruhi mental istri. Disarankan para istri tidak terganggu dengan mitos tersebut. Disarankan bagi anda untuk bersikap tenang, santai, mempersiapkan diri dengan membersihkan diri dan mempercantik diri, misal memakai wangi-wangian, memakai pakaian tidur yang menarik, dan lain-lain.
Maafkan Malam Pengantin Suami
Malam pertama dapat menjadi tidak indah apabila dari sisi suami bersikap tergesa-gesa, ataupun justru memaksakan kehendak tanpa memerhatikan perasaan dan kesiapan si istri. Misalnya saja, suami langsung tidur setelah selesai rangkaian acara pernikahan. Kesalahan suami yang lain, suami tidak lancar melaksanakan tugas kelelakiannya pada malam pertama. Boleh jadi benar ia masih perjaka ting ting yang sama belumnya memiliki riwayat pengalaman melakukan hubungan seks.
Penyebab kesalahan suami di malam pertama biasanya terjadi karena suami sebenarnya juga masih pada tahap penyesuaian diri (sama seperti istri), hanya saja kurang dikomunikasikan dengan pasangan.
Sikap yang harus diambil seorang istri adalah dengan mengkomunikasikannya dengan suami, apa yang sebenarnya diinginkan, apa yang membuatnya nyaman atau tidak nyaman, dan apa yang sebaiknya dihindari maupun mengungkapkan batasan ruang pribadi masing-masing.
Untuk mencegah suami tidak melakukan kesalahan di malam pertama adalah dengan membekali diri dengan persiapan mental, baik tentang pengetahuan atau informasi yang memadai akan hubungan seksual maupun tentang menjalani malam pertama itu sendiri.
0 komentar:
Post a Comment