10 Hewan menakjubkan yang telah punah
Unknown | 11:49 PM
Dari quagga, setengah zebra, setengah kuda hingga rusa Irlandia, rusa terbesar yang pernah hidup, di bawah ini merupakan daftar menakjubkan hewan-hewan yang tidak pernah kita lihat.
1. Tyrannosaurus Rex (punah 65 juta tahun yang lalu)
Tyrannosaurus Rex adalah salah satu karnivora darat terbesar sepanjang masa, yang memiliki panjang hingga 43,3 kaki dan tinggi mencapai 16,6 kaki, dengan berat tubuh yang bisa mencapai 7 ton. Seperti mahluk tyrannosaurid lainnya, Tyrannosaurus adalah karnivora bipedal (berkaki dua) dengan tulang yang besar, diseimbangi dengan ekor yang besar dan panjang. Tidak seperti bagian tubuh belakangnya yang besar dan kuat, bagian tubuh depan Tyrannossaurus kecil dan hanya memiliki dua jari.
Fosil T.Rex telah ditemukan di formasi pegunungan batu Amerika utara, berumur 3 juta tahun pada periode Cretaceous, di masa akhir Maastrichtian, kira-kira 68,5 hingga 65,5 juta tahun yang lalu, ini merupakan dinosaurus terakhir yang hidup pada masa kemusnahan periode Cretaceous ketiga. Lebih dari 30 spesimen T.Rex telah diidentifikasi, beberapa hampir memiliki susunan tulang yang lengkap. Beberapa peneliti bahkan telah menemukan serat otot. Berlimpahnya material fosil telah menghasilkan penelitian yang signifikan menjadi banyak aspek dari biologinya, termasuk sejarah kehidupannya dan mekanisme biologisnya.
2. Quagga, setengah zebra, setengah kuda (punah sejak 1883)
Salah satu hewan punah Afrika yang terkenal. Quagga merupakan subspesies dari zebra biasa yang dahulu bisa ditemukan dalam jumlah besar di provinsi Cape, Afrika selatan dan juga di bagian selatan negara bagian Orange Free. Hewan ini dibedakan dari zebra lainnya dengan memiliki belang strip hanya pada bagian tubuh depan. Di bagian tengah, belang strip semakin memudar dan jarak antar strip semakin melebar. Dan di bagian tubuh belakang menjadi coklat polos. Nama quagga berasal dari bahasa Khoikhoi untuk zebra dan memang menyerupai suara quagga.
Quagga diklasifikasikan sebagai spesies tersendiri, Equus quagga. Pada tahun 1788, selama 50 tahun lebih, banyak jenis zebra lain yang dideskripsikan oleh para petualang. Dikarenakan banyaknya variasi pada pola stripnya (tidak ada dua zebra yang serupa), taksonomis memiliki jumlah spesies yang banyak, dan tidak ada cara mudah untuk menyatakan yang mana yang merupakan spesies yang nyata, yang mana merupakan subspesies dan yang mana hanyalah merupakan variasi strip. Lama sebelum kebingungan ini terselesaikan, quagga sudah diburu hingga punah untuk diambil daging, kulitnya, untuk makanan dan untuk keberlangsungan hidup para karnivora setempat. Quagga liar terakhir mungkin ditembak mati pada akhir jaman 1870, dan spesimen terakhir yang ditangkap mati pada tanggal 12 Agustus 1883 pada kebun hewan Artis Magistra, Amsterdam.
Karena kebingungan antara perbedaan spesies zebra, terutama pada publik, quagga telah punah terlebih dahulu sebelum disadari bahwa hewan tersebut merupakan spesies yang berbeda. Quagga merupakan mahluk punah pertama yang dipelajari DNA-nya. Penelitian genetik terbaru di institusi Smithsonian telah mendemonstrasikan bahwa quagga secara fakta bukan merupakan spesies yang terpisah sama sekali, tetapi percabangan yang ekstrim dari variasi zebra biasa.
3. Thylacine : Macan Tasmania (Punah sejak tahun 1936)
Thylacine merupakan hewan marsupial karnivora terbesar di jaman modern. Hewan asli dari Australia dan New Guinea, hewan ini dianggap punah pada abad ke 20. Hewan ini lebih dikenal sebagai macan Tasmania (karena strip ke belakang), dan juga dikenal sebagai serigala Tasmania, atau dalam bahasa sehari-hari macan “Tassie” atau “Tazzy”, atau hanya disebut sebagai macan. Hewan ini merupakan anggota yang masih ada dari genusnya, Thylacinus, walaupun ada beberapa spesies yang berhubungan yang telah ditemukan pada catatan fosil yang hidup di jaman awal miocene.
Thylacine telah punah di dataran Australia ribuan tahun sebelum koloni Eropa menempati daerah tersebut, tapi bisa bertahan hidup di kepulauan Tasmania bersama beberapa hewan endemik lainnya seperti Tasmania devil. Perburuan yang intensif yang didukung dengan imbalan dianggap sebagai alasan utama kepunahan hewan tersebut, tapi ada faktor-faktor lain yang berkontribusi seperti wabah, dan manusia yang merebut habitatnya. Walaupun secara resmi dianggap sebagai punah, tapi masih sering ada penampakan hewan tersebut.
4. Sapi laut Steller : Mahluk tak berdaya (punah sejak tahun 1768)
Sebelumnya ditemukan dekat pesisir asia dari laut Bering, hewan ini ditemukan pada tahun 1741 oleh seorang naturalis bernama Georg Steller, yang sedang menempuh perjalanan bersama kelompok petualang, Vitus Bering. Sapi laut bisa berkembang hingga memiliki panjang 7,9 meter (atau 25,9 kaki) dan memiliki berat hingga 3 ton, lebih besar dari manatee atau dugong. Hewan ini sekilas terlihat seperti anjing laut yang besar, tapi hewan ini memiliki 2 tangan yang kekar dan ekor menyerupai paus. Menurut Steller, “hewan ini tidak pernah keluar menuju pesisir, tapi selalu hidup di air. Kulitnya hitam dan tebal, seperti kulit pohon ek tua, proporsi kepalanya terhitung kecil jika dibandingkan dengan tubuhnya…dia tidak memiliki gigi, tapi hanya dua tulang putih yang rata, satu di atas, dan satu di bawah”. Hewan ini sangat jinak menurut Steller. Fosil yang ditemukan mengindikasi bahwa sapi laut Steller dahulunya tersebar di sekitar pesisir pasifik utara, dan mencapai ke selatan hingga Jepang dan California. Kedatangan koloni manusia merupakan penyebab utama pesatnya tingkat kepunahan populasi terakhir hewan ini. Tapi masih ada beberapa laporan ditemukannya hewan yang mirip dengan sapi laut ini di daerah Bering dan Greenland, yang bisa dianggap bahwa masih ada populasi kecil dari hewan ini yang masih hidup hingga sekarang. Tapi hal ini masih belum dibuktikan.
5. Rusa Irlandia : Rusa terbesar yang pernah hidup (punah sejak 7700 tahun yang lalu)
Rusa Irlandia atau rusa raksasa, merupakan rusa terbesar yang pernah hidup. Rusa ini hidup di daerah Eurasia, dari Irlandia hingga bagian timur dari sungai Baikal pada akhir jaman Pleistocene dan awal Holocene. Peninggalan terakhir yang diketahui dari spesies ini dinilai berasal dari 5700 tahun sebelum masehi, atau sekitar 7700 tahun yang lalu. Rusa raksasa ini terkenal karena ukurannya yang besar (sekitar 2,1 meter atau 7 kaki tinggi pundaknya), dan terutama karena memiliki tanduk terbesar dari semua keluarga cervid (besar maksimal hingga 3,65 meter/12 kaki dari ujung ke ujung dan memiliki berat hingga 90 pon).
Diskusi atas penyebab kepunahan mereka masih terfokus pada tanduknya (bukan karena ukuran tubuhnya), yang mungkin karena lebih memberi dampak terhadap pengamatnya. Beberapa menyatakan kepunahannya dikarenakan oleh diburu oleh manusia yang menjadi faktor utama seperti hewan-hewan prehistorik lainnya. Ada yang bahkan beropini kepunahan mereka disebabkan oleh besarnya ukuran tanduk mereka menyebabkan gerakan rusa jantan menjadi terbatas di daerah perhutanan atau mereka menyebutnya dengan maladaptasi. Tapi bukti-bukti tentang perburuan yang berlebihan juga masih tidak jelas, dan sebagai spesies kontinental, mungkin hewan ini sudah berevolusi bersamaan dengan manusia melalui keberadaannya,dan dianggap beradaptasi melalui tampilannya.
6. Macan Kaspia : Macan terbesar ketiga (punah sejak tahun 1970)
Macan Kaspian atau macan Persia merupakan subspesies paling barat dari macan, ditemukan di Iran, Irak, Afganistan, Turki, Mongolia, Kazakhstan, Kaukakus, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan hingga akhirnya punah pada tahun 1970. Dari semua macan yang dikenal di dunia, Macan Kaspia merupakan macan terbesar ketiga.
Tubuh dari subspesies ini terlihat cukup kekar dan panjang dengan kaki yang kuat, cakar yang besar dan lebar, dan kuku yang sangat besar. Kupingnya pendek dan kecil, dan memberi penampakan seperti tidak berbulu di ujungnya. Sekitar pipinya terlihat berbulu, dan sisa bulunya panjang dan tebal. Warna bulunya mirip dengan macan Bengal. Macan Kaspia jantan sangatlah besar dan berbobot hingga 169-240 kg. Macan betina tidak begitu besar, berbobot dari 85-135 kg. Hingga saat ini masih sering terdengar bahwa macan Kaspia masih hidup.
7. Auroch: Sapi dengan ukuran yang sangat besar (punah sejak tahun 1627)
Salah satu hewan punah Eropa yang paling terkenal, Auroch atau urus (Bos primigenius), merupakan sapi berukuran sangat besar. Auroch berevolusi di India sekitar 2 juta tahun yang lalu, bermigrasi menuju Timur Tengah dan terus menuju Asia, dan mencapai eropa sekitar 250 ribu tahun yang lalu.
Pada abad ke 13, persebaran auroch terbatas di Polandia, Lithuania, Moldavia, Transylvania, dan Prussia timur. Hak untuk berburu hewan besar di tanah manapun hanya boleh untuk para bangsawan, dan pada akhirnya turun hingga pengurus bangsawan. Ketika populasi auroch menurun, perburuan dihentikan, tapi istana masih membutuhkan penjaga perburuan untuk membuka lahan untuk menggembalakan auroch. Penjaga perburuan dikecualikan dari pajak lokal sebagai balas budi dari jasa mereka, dan sebuah surat keputusan dibuat bahwa perburuan auroch akan dihukum mati. Pada tahun 1564, menurut survei istana, kepala perburuan hanya menggembalakan 38 hewan saja. Catatan terakhir tentang auroch adalah seekor betina yang mati pada tahun 1627 di hutan Jaktorow, Polandia. Tengkoraknya lalu dibawa oleh pasukan Swedia dan sekarang menjadi properti Livrustkammaren di Stockholm.
Pada tahun 1920, dua penjaga kebun binatang Jerman, kakak beradik Heinz dan Lutz Heck, berusaha untuk mengembangbiakan auroch dari sapi domestik yang merupakan keturunan dari auroch. Rencana mereka berdasarkan dari konsep bahwa sebuah spesies belum punah selama gennya masih tersedia di populasi. Hasil dari pengembangbiakan tersebut adalah ternak yang disebut dengan sapi Heck, “Rekreasi Auroch” atau “Heck Auroch”, yang memiliki kemiripan yang tidak sempurna dari fisiologi auroch liar.
8. Auk Raksasa : Auk terbesar dari semua Auk (punah sejak tahun 1844)
Auk raksasa merupakan satu-satunya spesies dari genus Pinguinus, burung yang tidak bisa terbang dari Atlantik yang bertahan hidup hingga akhir-akhir ini, tapi telah punah. Juga dikenal sebagai garefowl, atau penguin.
Dengan tinggi berdiri sebesar 75 cm atau 30-34 inchi, dan memiliki bobot sekitar 5 kg, auk raksasa adalah auk terbesar dari semua jenis auk yang ada. Hewan ini memiliki bulu putih dan hitam mengkilap. Pada jamannya, auk raksasa bisa ditemukan dalam jumlah yang besar di kepulauan Kanada timur, Greenland, Iceland, Norwegia, Irlandia, dan Inggris, tapi sayangnya hewan ini terus diburu hingga punah. Sisa-sisa dari auk raksasa ditemukan di Floridan middens yang dinyatakan bahwa kadang-kadang burung ini bermigrasi jauh ke selatan ketika musim dingin hingga abad ke 14.
9. Singa gua : salah satu singa terbesar yang ada (punah 2000 tahun yang lalu)
Singa gua, juga dikenal sebagai singa gua eropa atau singa gua eurasia, merupakan subspesies punah dari singa yang diketahui dari fosil dan berbagai variasi dari seni prehistorik. Subspesies ini merupakan salah satu singa terbesar. Singa jantan dewasa yang diketemukan dekat Siegsdorf (Jerman) pada tahun 1985, memiliki tinggi pundak sekitar 1,2 m, dan panjang sekitar 2,1 m tanpa ekor, yang hampir mirip dengan ukuran singa modern yang sangat besar. Singa jantan ini bahkan melebihi dari spesimen lainnya dari subspesies ini. Jadi kucing ini mungkin memiliki ukuran 5-10% lebih besar dari singa modern. Singa ini nampaknya punah sekitar 10.000 tahun yang lalu, ketika masa jaman es Würm, walaupun ada beberapa indikasi bahwa singa ini masih hidup hingga 2.000 tahun yang lalu di daerah Balkan.
10. Burung Dodo: Pola dasar dari spesies punah (punah sejak akhir abad 17)
Burung dodo (Raphus cucullatus) merupakan burung yang tidak bisa terbang yang hidup di kepulauan Mauritius. Masih memiliki hubungan dengan burung merpati dan burung dara, memiliki tinggi berdiri sebesar 1 m (3 kaki), hidup dengan memakan buah-buahan dan bersarang di tanah. Burung dodo telah punah semenjak pertengahan hingga akhir abad ke 17. Sering kali digunakan sebagai pola dasar kepunahan spesies karena kepunahannya terjadi pencatatan sejarah manusia, dan juga secara langsung diatribusikan kepada aktivitas manusia. Frase adjektif dari “mati seperti seekor burung dodo (as dead as a dodo)” memiliki makna benar-benar mati. Frase kata kerja “menempuh jalan seperti seekor burung dodo (to go the way of the dodo)” memiliki arti punah atau usang, menjadi sesuatu di masa lalu.
0 komentar:
Post a Comment